Rabu, 06 Agustus 2014

Wisata Sejarah BSBI

Tulisan ini merupakan refleksi pengalaman saya sebagai pendamping para peserta BSBI (beasiswa seni budaya indonesia) atau dikenal juga dengan nama IACS (indonesian arts and culture scholarship dalam bahasa inggrisnya. Program beasiswa tersebut merupakan salah satu bentuk soft-power diplomacy yang dilakukan oleh Pemerintah RI dalam menciptakan citra positif Indonesia di kalangan masyarakat internasional yang dilakukan oleh Kemlu RI melalui pendekatan people-to-people contact. Peserta BSBI disebar kebeberapa kota besar di indonesia, termasuk makassar.

(Bersama Peserta BSBI, master gendang Dg Serang, Sutradara laskar pelangi Riri Riza dan Owner Rumah hijau, dan beberapa Volunteer RHD)
Wisata sejarah BSBI Makassar di kab Gowa berlangsung pekan lalu (13 Mei 2014), para peserta BSBI yang berasal dari 12 negara tersebut kami ajak untuk mengunjungi beberapa tempat wisata sejarah yang ada di kabupaten gowa, seperti mesjid tua katangka, Makam sultan Hasanuddin, Batu pallantikang, Bungung lompo dan Berakhir di Balla lompoa.
Dipandu oleh tim RHD, peserta BSBI memulai perjalanannya dengan memasuki halaman mesjid tua katangka, melihat beberapa ornamen dan bangunan mesjid dari luar serta makam-makam keluarga raja yang ada di halaman mesjid. Kemudian mereka terus berjalan ke atas melintasi beberapa makam hingga akhirnya sampai di makam Sultan Hasanuddin.Ditempat ini kembali kami jelaskan kepada peserta BSBI terkait sejarah makam dan sultan hasanuddin, termasuk sejarah batu pallantikang yang ada disisi kiri bagian depan makam sultan hasanuddin.
(di depan Makam Sultan Hasanuddin)
Setelah itu tim bergerak keluar kompleks makam dan meyusuri jalan kebawah, jalan tersebut merupakan jalan yang sering dilintasi raja dan keluarga menuju masjid. Sebelum sampai masjid kita akan menjumpai sebuah sumur yang usianya jauh lebih tua dari masjid Katangka, namanya Bungung Lompo, sebuah sumur yang tidak pernah kering meskipun musim kemarau melanda.
(Di depan Bungung Lompoa)
Bungung ini dipakai oleh para prajurit Kerajaan Gowa mensucikan diri sebelum berangkat ke medan perang, dan setelah masjid tua Katangka berdiri, sumur ini kemudian menjadi tempat berwudhu para jamaah sebelum menunaikan sholat. "siapapun yang mencuci muka di sumur ini, dan berniat akan kembali ke gowa maka itu akan terjadi", kata Darmawan Denassa" (owner RHD) kepada peserta BSBI Mks.
Kegiatan kunjungan wisata sejarah ini berakhir diballa lompoa, ditempat tersebut para peserta terlihat menikmati beberapa koleksi museum balla lompoa (keris, baju, alat musik tradisional, tulisan lontara, mahkota, mata uang tempo dulu, dan beberapa benda unik lainnya).
(Museum Balla Lompoa)

DS (Interpreter of RHD for IACS 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar